Pameran Seni Rupa "SENGKUNI #3"
ADAPTASI FAKTUAL
( “Ekspresi Keseimbangan Budaya, Tantangan Eksistensi, dan Rekam Isu Fakta” )
Berbicara tentang isu-isu yang terjadi, terhadap fakta yang masih di ambang antara terjadi atau tidak. Begitu juga dengan budaya, jika budaya yang ada telah beranjak, maka budaya akan timbul dengan sendirinya pada zaman yang baru dan terkini. Sama halnya eksistensi, eksistensi yang pernah terjalankan melalui tantangan lingkungan, akan berbeda juga tantangan dalam perubahan eksistensi yang berjalan di sekitarnya. Mengangkat tentang penerapan budaya, bahwa semua yang melakukan tiga hal yang meliputi antara manusia, aktualisasi, dan fakta. Mereka di sebut juga dengan seniman, karena mereka telah meliputi dari ke tiga hal yang di dalamnya menemukan perspektif dalam negoisasi yang terjadi di dalam dirinya. Sehingga seniman adalah pelaku budaya dan perekam setiap budaya-budaya yang ada dalam fleksibilitas dunia modern. Jika seniman telah berkurang sangat drastis, maka budaya yang ada pun akan terhenti dan tidak akan berlangsung. Melalui karya seni yang merupakan bagian integral dari upaya modernisasi budaya itu sendiri, tradisi telah banyak ditampilkam sebagai nilai muatan dan esensi karya seni kontemporer. Seniman adalah manusia yang merekam jejak dengan merespon ruang, media, lingkungan dan gerakan tubuh. Memberikan gambaran kepada generasi saat ini hingga kedepannya bahwa suatu hal telah terjadi, bahwa tradisi lama telah berganti, bahwa tradisi baru juga banyak bermunculan.
Adaptasi Faktual adalah sebuah pameran yang berupaya memberi wadah untuk seniman Kembali menampilkan ekspresi, cerita, tentang hidup dan upaya-upaya fleksibilitas yang ia lakukan selama masa pandemi serta pembaruan era untuk menjaga kemampuan olah artistik dan kuasa eksistensinya di publik. Diharapkan melalui pameran ini masyarakat dapat memahami bukti-bukti bahwa seniman selalu bergerak dalam upaya membuat dialog dengan budaya baru. Beberapa suasana tragik antara perbenturan tekanan pandemi mungkin tampil jelas secara linear, namun tak menutup kemungkinan akan terdapat karya-karya yang menunjukkan harapan dan tantangan atas rekaman ekspresi seni semasa pandemi serta pembaruan era. (Panitia Sengkuni 3)