Relief : Seni Rupa 2 Dimensi atau Seni Rupa 3 Dimensi

Relief adalah salah satu bentuk seni rupa yang menarik untuk dibahas karena posisinya yang berada di antara seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi. Relief sering ditemukan dalam arsitektur, patung, dan dekorasi bangunan. Namun, muncul pertanyaan yang sering dibahas dalam dunia seni rupa: Apakah relief termasuk seni rupa 2 dimensi atau 3 dimensi?
Artikel ini akan mendiskusikan pengertian relief, bagaimana ciri-cirinya, dan di mana posisi relief dalam kategori seni rupa.
Pengertian Relief
Relief adalah seni memahat atau mengukir pada permukaan datar sehingga menghasilkan gambar yang memiliki dimensi tambahan berupa kedalaman. Karya relief biasanya melekat pada permukaan latar (seperti dinding) dan sering digunakan untuk menghiasi bangunan, monumen, atau candi. Contoh relief yang terkenal dapat ditemukan di Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan banyak karya seni klasik di peradaban Mesir atau Yunani.
Relief dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan kedalaman ukiran:
- Relief Tinggi (High Relief / Alto Relievo): Bagian-bagian dari ukiran terangkat secara signifikan dari permukaan latar, terkadang sebagian bentuknya hampir terlepas sepenuhnya dari latar.
Contoh relief tinggi. Sumber : https://deferranti.com - Relief Rendah (Low Relief / Bas-Relief): Ukiran sedikit terangkat dari permukaan latar, memberikan kesan kedalaman yang halus.
Contoh relief rendah. Sumber : https://www.shutterstock.com - Relief Tenggelam (Sunken Relief): Bentuk ukiran berada di bawah permukaan latar, menciptakan efek visual unik dengan permainan cahaya dan bayangan.
Contoh relief tenggelam di Mesir. Sumber : https://www.veniceclayartists.com
Ciri-Ciri Relief
- Tiga Dimensi Tertahan: Meskipun relief memberikan kesan kedalaman dan bentuk yang menyerupai karya tiga dimensi, namun bagian belakang atau sisi lainnya tidak terlihat karena masih menempel pada bidang datar. Hanya satu sisi yang dieksplorasi secara visual.
- Ilusi Ruang: Relief memanfaatkan teknik perspektif dan kedalaman untuk menciptakan ilusi ruang dan volume, mirip dengan seni 2 dimensi, namun dengan sentuhan dimensi ketiga yang nyata.
- Ketergantungan pada Bidang Datar: Tidak seperti patung penuh (freestanding sculpture), relief selalu bergantung pada permukaan latar sebagai pendukung karya.
Seni Rupa 2 Dimensi vs. 3 Dimensi
Untuk memahami posisi relief, kita perlu membandingkannya dengan definisi seni rupa 2 dimensi dan 3 dimensi.
Seni Rupa 2 Dimensi: Karya seni yang hanya memiliki panjang dan lebar, tanpa kedalaman fisik yang nyata. Contohnya termasuk lukisan, gambar, dan ilustrasi. Seni ini hanya bisa dilihat dari satu sisi, biasanya dari depan, dan tidak memiliki volume yang bisa dirasakan secara fisik.
Seni Rupa 3 Dimensi: Karya seni yang memiliki panjang, lebar, dan kedalaman. Karya ini bisa dilihat dari berbagai sisi dan memiliki volume yang nyata, seperti patung, instalasi, dan seni keramik.
Relief: 2 Dimensi atau 3 Dimensi?
Secara teknis, relief dapat dianggap sebagai perwujudan dari keduanya—2 dimensi dan 3 dimensi—karena menggabungkan unsur dari kedua jenis seni rupa tersebut. Berikut adalah alasan mengapa relief bisa masuk dalam kategori seni rupa 3 dimensi namun juga memiliki karakteristik seni rupa 2 dimensi.
Argumen Relief sebagai Seni Rupa 3 Dimensi:
- Kedalaman Fisik: Relief memiliki dimensi kedalaman yang nyata, meskipun terbatas, dan memberikan ilusi volume. Hal ini adalah karakteristik utama dari seni rupa 3 dimensi.
- Bentuk Nyata: Pada beberapa relief, terutama alto-relievo (relief tinggi), bentuk-bentuk hampir terlepas dari latar dan memberikan kesan seperti patung yang dipahat, hanya saja mereka tidak berdiri bebas.
- Penerapan Ruang: Meskipun terikat pada permukaan datar, relief tetap menggunakan ruang fisik dalam menciptakan bentuk-bentuk dan bayangan yang nyata.
Argumen Relief sebagai Seni Rupa 2 Dimensi:
- Tergantung pada Bidang Datar: Relief tidak berdiri sendiri seperti patung pada umumnya. Ia tetap membutuhkan permukaan latar sebagai dasar, seperti halnya lukisan atau gambar.
- Ilusi Kedalaman: Dalam banyak relief, terutama bas-relievo (relief rendah), seniman lebih mengandalkan ilusi perspektif daripada menciptakan volume nyata, yang lebih mendekati teknik seni 2 dimensi.
- Arah Pandang Tunggal: Sama seperti karya seni 2 dimensi, relief hanya dapat dinikmati dari satu arah, yaitu dari depan, karena bagian belakang tidak ditampilkan.
Posisi Relief dalam Kategori Seni Rupa
Berdasarkan perbandingan di atas, relief dapat dianggap sebagai seni rupa transisional yang menghubungkan dua dunia, yaitu 2 dimensi dan 3 dimensi. Namun, secara umum, relief lebih sering dimasukkan dalam kategori seni rupa 3 dimensi karena:
- Karya ini memiliki volume nyata meskipun terbatas.
- Memanfaatkan elemen-elemen fisik seperti bayangan dan pencahayaan untuk memberikan efek visual yang tidak dimiliki karya 2 dimensi.
Meskipun demikian, beberapa seniman dan kritikus seni berpendapat bahwa jenis relief tertentu, terutama bas-relief, lebih dekat dengan seni 2 dimensi karena sifatnya yang lebih mendekati gambar daripada patung.
Relief di Candi Borobudur. Sumber : https://nationalgeographic.grid.id/
Kesimpulan
Relief adalah salah satu bentuk seni rupa yang unik karena menggabungkan unsur seni 2 dimensi dan 3 dimensi. Dengan memiliki panjang, lebar, dan kedalaman, relief lebih sering dikategorikan sebagai seni rupa 3 dimensi, meskipun tetap memiliki karakteristik seni 2 dimensi karena ketergantungannya pada bidang datar dan arah pandang yang terbatas. Pada akhirnya, posisi relief berada di antara dua kategori ini, menjadikannya karya seni transisional yang memperkaya cakrawala dunia seni rupa.